Pada hari Rabu, 28 Februari 2024, di gedung Sasana Bhakti Pustaka Temanggung, telah diselenggarakan acara peluncuran dan bedah buku antologi cerpen berjudul “Ephemeral” yang ditulis oleh siswa-siswi MAN Temanggung. Acara ini menjadi sorotan utama dengan kehadiran Bupati Temanggung serta berbagai penampilan seni yang memukau.

Acara dihadiri oleh siswa dan guru MAN Temanggung, Perwakilan dari SMA N 3 Temanggung, pihak bupati, KSS3G, Dinperpusip, Kankemenag, serta undangan lain yang turut memeriahkan acara.

Dengan tema “Ephemeral” yang berarti singkat, antologi cerpen ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan yang singkat namun penuh makna. Para siswa-siswi MAN Temanggung melalui karya-karya cerpen mereka mempersembahkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman dengan penuh kekayaan imajinasi.

Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu dilanjutkan dengan sambutan dari asisten Bupati. Kemudian dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh Jakfar Sodik, S. Pd. I, M.Pd., dan pembacaan puisi oleh Chuma, dengan judul puisi “Aku adalah Aku” yang diambil dari antologi “Ephemeral”.

Selanjutnya, penampilan tari Prahara Ratu Jaya oleh Alya memukau penonton dengan gerakan lincah. Tidak hanya itu, penampilan dari SMA N 3 Temanggung dengan musikalisasi puisi dan lagu-lagu yang mengharukan turut memeriahkan acara. Kehadiran mereka menambah warna dan semangat dalam perhelatan ini.

Dramatisasi Ephemeral dengan cerita dari judul “Kamar Terakhir” yang dibawakan oleh Sabila, Fata, Neiva, dan Zahra berhasil membuat penonton terbawa cerita hingga meneteskan air mata.

Sambutan dari kepala MAN Temanggung, Ali Masyhar, S. Ag, M.Si. menjadi bagian selanjutnya, diikuti dengan sambutan dari kepala Dinperpusip dan kepala Kankemenag.

“Setelah tiga tahun pandemi Covid-19, gedung ini pertama kali dimanfaatkan oleh MAN Temanggung,” kata Kepala Dinperpusip. Beliau juga menuturkan bahwa Temanggung adalah kota seni dan budaya. “Temanggung ini masuk dalam dunia seni dan budaya. Pada contoh Situs Liyangan itu terdapat sangkut paut sastra dengan Kerajaan Majapahit,” tuturnya.

Kemudian, kepala Dinperpusip menandatangani kover “Ephemeral” dan menyerahkan piagam penghargaan kepada tiga karya terbaik.

Diskusi terakhir membahas kritik dan motivasi dari antologi “Ephemeral”, serta ilmu pratulis yang diperoleh dari sesi tersebut, seperti mengetahui koridor cerita, menjaga konsistensi menulis, dan pemilihan peristiwa dalam menulis cerpen.

Acara ditutup dengan foto bersama. Antologi cerpen “Ephemeral” menjadi bukti nyata potensi dan bakat yang dimiliki oleh siswa-siswi MAN Temanggung. Diharapkan, karya-karya mereka dapat terus menginspirasi dan memberi makna bagi pembaca di berbagai kalangan.