MAN Temanggung – KULINTANG

Kegiatan ziarah dan studi wisata merupakan agenda pembelajaran diluar kelas yang bertujuan untuk menambah wawasan, mempererat kebersamaan, serta menumbuhkan nilai religius dan kebangsaan pada siswa(i) . Melalui perjalanan ini, siwa(i) tidak hanya diajak menikmati keindahan alam dan budaya, tetapi juga merefleksikan nilai-nilai sejarah didalamnya. Kegiatan ini berlangsung pada hari Selasa hingga Sabtu [16-20/12/2025].

Perjalanan diawali pada Selasa, 16 Desember, sejak dini hari. Sebelum keberangkatan, seluruh siswa(i) melaksanakan pengecekan menyeluruh sebelum memulai perjalanan menuju Universitas Sebelas Maret (UNS) di Surakarta, sebagai upaya menumbuhkan motivasi dan gambaran dunia perguruan tinggi.

“Kami mungkin masih muda, tetapi kami berbahaya”, ucap Dila, selaku Master of Ceremony dalam kegiatan yang berlangsung di UNS.

Hal ini menjadi penegas, bahwa meskipun UNS memiliki umur yang masih terbilang belia, namun UNS mampu meciptakan berbagai prestasi dan penghargaan didalam negeri dan luar negerinegeri, bahkan UNS sendiri ialah Universitas favorit nomor 2 di Indonesia.

Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke Makam Gus Dur, sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh bangsa sekaligus refleksi nilai toleransi dan kemanusiaan. Malam hari digunakan untuk istirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Ketapang dan penyeberangan ke Bali.

Meski demikian, terjadi kemacetan dikarenakan adanya antrean yang tak kunjung reda di Pelabuhan Gilimanuk yang menyebabkan berbagai pertukaran jadwal dan menipisnya waktu istirahat.

Memasuki hari kedua, Rabu, 17 Desember, rombongan tiba di Pulau Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk. Setelah beristirahat, mandi, dan sarapan, kegiatan wisata dimulai dengan mengunjungi beberapa destinasi budaya dan wisata unggulan, seperti Bedugul, Desa Adat Penglipuran, serta berburu oleh-oleh di Cening Bagus . Kegiatan hari kedua ditutup dengan perjalanan menuju hotel, check-in, serta istirahat malam.

“Desa Penglipuran adalah desa terbersih di Indonesia, yang bahkan sudah ada dari 700 thn yang lalu”, Ucap Jeni selaku tour guide studi wisata di Bali.

Pernyataan tersebut merujuk pada konsistensi masyarakat Desa Penglipuran dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melestarikan adat istiadat leluhur. Tata ruang desa yang tertata rapi, serta budaya gotong royong yang masih kuat menjadikan desa ini sebagai contoh pelestarian budaya dan lingkungan yang berkelanjutan hingga saat ini.

Pada hari ketiga, Kamis, 18 Desember, siswa(i) memulai aktivitas sejak pagi dengan persiapan dan sarapan di hotel. Rombongan kemudian melanjutkan wisata ke berbagai ikon Bali, antara lain Pantai Kuta, Joger, Puja Mandala, Pantai Pandawa, GWK (Garuda Wisnu Kencana) dan yang terakhir adalah Pusat Oleh-oleh Kresna. Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung tentang keberagaman budaya, toleransi antarumat beragama, serta keindahan alam Bali. Malam hari diisi dengan makan malam dan acara bebas.

Selanjutnya, hari keempat, Jumat, 19 Desember, diawali dengan persiapan dan sarapan pagi, dilanjutkan dengan check-out hotel. Siswa(i) mengunjungi Makam Siti Khadijah dan Tanah Lot sebelum bersiap kembali ke Pulau Jawa. Setelah makan siang, rombongan menyeberang kembali melalui Pelabuhan Ketapang dan melanjutkan perjalanan pulang.

Diharapkan, melalui kegiatan ziarah dan studi wisata ini, siswa(i) tidak hanya memperoleh hiburan dan pengalaman perjalanan, tetapi juga pembelajaran bermakna tentang sejarah, budaya, toleransi, serta kebersamaan. Pengalaman yang didapat menjadi kenangan berharga sekaligus menambah wawasan dan karakter positif bagi siswa(i) .