MAN Temanggung mengadakan upacara untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Upacara dilaksanakan di halaman MAN Temanggung yang diikuti oleh para guru, siswa-siswi, dan para karyawan. Pada hari Rabu (01/05/25),
Acara dimulai pada pukul 07.00 pagi yang diawali dengan pembukaan upacara oleh para petugas dari UKIS. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta oleh paduan suara MAN Temanggung, dan dilanjut dengan amanat pembina upacara.
Pada kesempatan kali ini, K.H Ali Masyhar, S.Ag., M.Si., berkesempatan untuk menjadi pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menjelaskan mengenai alasan mengapa Pancasila itu dianggap sakti.
“Pancasila disebut sakti, karena ditengah berbagai acncama Pancasila terbukti berhasil bertahan menopang bangsa ini dengan nilai-nilai di dalamnya. Seperti pada sila pertama yang mengajarkan tentang tauhid, ” ucap K.H Ali Masyhar, S.Ag., M.Si., pada pidatonya.
Menurut penjelasan beliau, ancaman yang dimaksud ialah menjelang masa awal kemerdekaan dan perjalanan bangsa Indonesia, terdapat ancaman besar dari dua arah, yaitu ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Ekstrem kanan adalah kelompok yang memiliki ideologi untuk menggantikan dasar negara dengan agama tertentu. Sementara itu, ekstrem kiri adalah kelompok yang hadir melalui gerakan pemberontakan yang berlandaskan komunisme, seperti peristiwa G30S/PKI.
Di tengah ancaman tersebut, Pancasila terbukti sakti karena mampu menjadi penopang persatuan bangsa dengan nilai nilai yang terkandung di dalam nya. Seperti pada sila pertama yang mengajarkan “Tauhid”. Bagi umat Islam, keyakinan ini merujuk kepada Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Namun sila pertama ini juga bersifat universal, sehingga setiap pemeluk agama di Indonesia memahaminya sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing.
Beliau juga membahas mengenai kesaktian Pancasila yang terkandung pada sila ke-2 dan ke-3.
“Kita harus menghargai diri sendiri, dengan menjaga diri dari minuman miras dan juga narkoba, jika sudah bisa menjaga diri. Maka anda adalah seorang manusia dan juga harus dimanusiakan. Lalu, walaupun kita baik, walaupun kita bertauhid, kita belum tentu bisa maju tanpa adanya persatuan. Indonesia tidak akan maju tanpa adanya persatuan.”
Amanat yang dapat kita ambil adalah bahwa selama kita memiliki tekad yang kuat, menyatukan hati, perkataan, dan perbuatan, maka cita-cita bangsa akan tercapai. Semua itu dapat kita wujudkan dengan landasan iman yang kuat, cinta kepada tanah air, sesama manusia, dan keadilan.