MAN TEMANGGUNG – KULINTANG

Festival Literasi Temanggung 2025: Nyalakan Kreativitas dan Budaya Lokal

Festival literasi adalah sebuah kegiatan yang dirancang untuk merayakan budaya membaca, menulis, dan berpikir kritis, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kecintaan dan minat terhadap literasi di masyarakat atau di lingkungan sekolah. Kegiatan ini menjadi ajang tahunan untuk menggerakkan semangat literasi, kreativitas, serta pelestarian budaya lokal di kalangan pelajar dan masyarakat, kegiatan ini berlangsung pada hari Rabu [08/10/2025] hingga hari Minggu [12/10/2025].

Dengan tema “Buku Gerakkan Kreasi, Literasi Nyalakan Generasi”, festival ini dibuka secara gratis untuk umum. Kegiatan hari pertama diisi dengan berbagai penampilan menarik dari siswa(i) sekolah di Temanggung yang menampilkan bakat seni, budaya, dan literasi.

Hari pertama diawali dengan upacara pembukaan pada pukul 09.00 pagi, menandai dimulainya seluruh rangkaian kegiatan. Selanjutnya, tampil berbagai pertunjukan seni dari pelajar Temanggung seperti rebana dan tari dari MIN Temanggung, paduan suara SD Pangudi Utami, tari Mendut Manis oleh SMP Al Kautsar, tari Sekar Sumunar oleh SD Muhammadiyah, serta penampilan stand up comedy dan mendongeng basa Jawa. Rangkaian penampilan ditutup dengan karya literasi berupa Tari Solah, Musik Tradisional Jawa, Drama Perjuangan, dan Tari Haswa Muswanda Kusuma.

Kegiatan ini menampilkan perpaduan antara seni pertunjukan dan pesan literasi yang membangkitkan semangat membaca, menulis, dan berkreasi di kalangan generasi muda. Panitia juga menyiapkan berbagai kejutan menarik selama festival, mulai dari doorprize, penampilan spesial, hingga kegiatan interaktif bagi masyarakat umum.

“Tentang dampak yang kami rasakan di festival literasi 2025, sebenarnya kami dari SMP Negeri 1 Kranggan mewakili sekolah nanti untuk 5 hari ke depan untuk mengisi kegiatan festival literasi 2025, dampak yang kami rasakan banyak sekali. Yang pertama tentu saja dampak positif yang pertama adalah tadi pagi adik-adik kami dari SMP 1 Kranggan berkunjung ke sini, tentu saja mereka jadi tahu pentingnya literasi dalam kegiatan pembelajaran mereka. Jadi mereka berkunjung, melihat, sekaligus meliterasi diri tentang pentingnya membaca dan tentu saja di situ ada bagian numerasinya. Kemudian dampak lainnya secara ekonomi, ini kami selain memamerkan produk-produk dari SMP 1 Kranggan yaitu antara lain buku dari perpustakaan atau buku dari ciptaan bapak ibu guru yang sudah kami hasilkan kemudian literasi dari produk-produk siswa juga kami tampilkan di sini. Tentu saja ini sebagai ajang bahwasanya sekolah kami adalah sekolah yang di dalamnya ada kegiatan literasi yang tentu saja untuk kemajuan siswa-siswa SMP Negeri 1 Kranggan,” ucap Rina selaku guru dan penjaga stan dari SMP Negeri 1 Kranggan.

Dari penjelasan Rina, dapat dipahami bahwa keikutsertaan sekolah dalam festival ini memberikan dampak positif bagi siswa dan sekolah. Selain menumbuhkan kesadaran pentingnya literasi, kegiatan tersebut juga menjadi sarana bagi sekolah untuk memperkenalkan karya para guru dan siswa, serta menunjukkan bahwa kegiatan literasi telah menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Kranggan.

“Kebetulan sekali untuk nilai-nilai kearifan lokal tuh sangat-sangat diangkat nggih, karena memang kita tujuannya seperti itu, mengangkat kearifan muatan lokal Temanggung dengan cara membuat kegiatan yaitu BIMTEK Kepenulisan Muatan Lokal Temanggung. Jadi kegiatan itu mengangkat penulis-penulis lokal atau penulis-penulis pemuat Temanggung untuk menulis tentang Temanggung kemudian kita kumpulkan lalu kita jadikan bahan perpustakaan,” ucap Asih selaku panitia Festival Literasi.

Pernyataan Asih menjelaskan bahwa Festival Literasi Temanggung tidak hanya berfokus pada pengembangan kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga menjadi sarana pelestarian nilai-nilai kearifan lokal. Melalui kegiatan BIMTEK Kepenulisan, festival ini mendorong masyarakat untuk menulis tentang daerahnya sendiri dan mengangkat potensi lokal Temanggung agar lebih dikenal.

Kegiatan berlanjut pada Kamis, 9 Oktober 2025, dengan Talkshow IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia) bertema “Peran Organisasi Profesi Pustakawan dalam Membantu Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Pustakawan” bersama Dyah Nugraheni, S.S., M.M., dan Itmamudin, S.S., M.I.P. Disusul bedah buku “Nak, Kamu Gapapa Kan?” karya Mas Koko Ganteng dengan Tri Prasetyo sebagai narasumber pendamping. Acara ini diwarnai berbagai penampilan seni seperti tari, geguritan, musik, dan drama yang menampilkan kreativitas masyarakat Temanggung.

Pada Jumat, 10 Oktober 2025, digelar Talkshow TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial) bertajuk “Fun Literation: Ciptakan Kegiatan, Tebar Dampak, Terekam Jejak Digital” bersama Badiatul Chusnia, S.H., dan Amroni, S.Sos., dilanjutkan dengan penampilan pembacaan puisi, nembang Jawa, dan drama musikal. Acara ditutup dengan pertunjukan musik keroncong.

Sabtu, 11 Oktober 2025, difokuskan pada Workshop Literasi untuk UMKM bertema “Mendobrak Batas, Membangun Kemandirian” dengan narasumber Widhiyani Mokhamad dan Septi Aryani, serta Workshop Bahasa Isyarat bertema “Kunci Komunikasi yang Ramah Tuli” oleh Rifandi Arya Sasmita, S.Pd., dan Pradita Rizky Wirawan, M.Pd. Penampilan kesenian Bangulin dan Warog Putih serta musik dari Koes Plus Community menutup kegiatan hari itu.

Puncak acara pada Minggu, 12 Oktober 2025, menghadirkan Talkshow “Melejitkan Bakat dan Potensi Anak yang Berbeda” bersama Matahari Sukmadjati dan Mahalia Putik S.Psi., M.Psi., serta Workshop “Kreatif Membuat Konten Edukatif” oleh Thoriq Tri Prabowo, Ph.D., dan Yudha Anggiya Utomo, M.Pd. Acara dilanjutkan dengan penampilan Topeng Ireng dan lomba stand up comedy dari komunitas Indo Stand Up Temanggung.

Sebagai penutup, Closing Ceremony Festival Literasi Temanggung 2025 menjadi momen penghargaan bagi seluruh peserta dan pengisi acara yang telah berkontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini. Melalui berbagai agenda yang diselenggarakan, festival ini berhasil menjadi wadah pembelajaran, ekspresi, serta penguatan budaya literasi di masyarakat Temanggung.

Harapannya, kegiatan seperti Festival Literasi Temanggung dapat terus berlanjut dan berkembang setiap tahun, menjadi wadah kolaborasi antara sekolah, komunitas, dan masyarakat. Dengan demikian, semangat membaca, menulis, dan berkarya tidak hanya tumbuh di lingkungan pendidikan, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Temanggung.